Sampah B3 Rumah Tangga

Sampah B3 Rumah Tangga

Sampah B3 dari Sumber Spesifik

Sampah B3 jenis ini berasal dari industri yang sudah jelas atau spesifik, seperti industri kesehatan dan laboratorium. Artinya, limbah dari kegiatan industri ini akan menjadi limbah infeksius dan termasuk sampah B3 sumber spesifik. Dan jenis sampah ini akan dibedakan lagi menjadi dua, yakni umum dan khusus. Contoh sampah B3 sumber spesifik umum adalah limbah karbon aktif, asam kromat bekas, dan proses tanning. Sedangkan sampah B3 sumber spesifik khusus bisa berupa slag timah putih, copper slag, nikel slag dan lainnya.

Cara Tepat Tangani Sampah B3 Rumah Tangga

Oleh sebab sampah B3 memiliki potensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia akibat kandungannya yang berbahaya dan beracun, maka penanganannya pun memerlukan teknik dan cara yang khusus.

Sampah baterai bekas dapat dibuang dengan cara mengumpulkannya ke dalam satu wadah khusus dan terpisah. Kemudian kirimkan ke pihak yang memiliki program pengelolaan limbah B3 atau sejenisnya, seperti Pemprov DKI Jakarta, E-Waste RJ, dan perusahaan pengelola sampah B3 lainnya.

Begitu juga dengan sisa oli bekas pakai, cat, bohlam lampu, perkabelan, botol spray, dan sampah medis rumah tangga. Pisahkan wadah pembuangannya dari tempat sampah umum, lalu serahkan kepada pengelola limbah B3 berizin yang terpercaya.

Sampah Rumah Tangga: Penyumbang Sampah Terbesar

Saat ini, sampah rumah tangga menjadi penyumbang sampah terbesar. Menurut data dari berbagai lembaga lingkungan, volume sampah rumah tangga terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi. Di banyak kota besar, tempat pembuangan akhir (TPA) sudah penuh dengan sampah rumah tangga, dan pengelolaan sampah menjadi masalah yang semakin mendesak. Penumpukan sampah tidak hanya merusak estetika lingkungan tetapi juga menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan lingkungan.

Sampah Medis Rumah Tangga

Beberapa sampah medis, seperti obat-obatan, bekas plester, tisu yang terkena darah, dan masker bekas merupakan contoh sampah B3 yang tanpa disadari sering dibuang sembarangan. Terutama banyak terjadi pada saat pandemi beberapa waktu lalu.

Masih banyak masyarakat yang kurang memahami bahwa kategori sampah di atas tidak seharusnya dibuang bercampur ke dalam sampah umum. Karena berpotensi membahayakan kesehatan lingkungan juga kesehatan para operator atau petugas persampahan.

Dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, telah diatur tata cara pengelolaan sampah medis, di mana penanganannya perlu menggunakan teknik “2P2S”, yaitu Proses, Pilah, Simpan, dan Salur. Teknik ini akan memisahkan sampah medis dari sampah umum sehingga mencegah potensi kontaminasi yang bisa terjadi.

Tidak hanya daftar di atas, masih ada sampah rumah tangga kategori B3 lainnya yang seringkali dibuang sembarangan. Contohnya seperti, bohlam lampu, kabel, sampah elektronik, botol spray bekas, dan tusuk sate.

Sampah B3 Rumah Tangga yang Masih Sering Dibuang Sembarangan

Produk industri yang mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya serta berpotensi menjadi sampah B3 wajib diberi label informasi dan cara penanganannya. Sayangnya, masih banyak sekali masyarakat yang menangani sampah B3 rumah tangga mereka dengan cara yang tidak tepat.

Alasannya beragam, mulai dari tidak mengetahui cara yang benar, tidak mengetahui dampak yang dapat membahayakan, atau tidak ingin repot dan kesusahan. Ketahui daftar barangnya berikut ini.

Baterai menjadi benda pendukung yang penting ada ketika menggunakan barang elektronik di rumah. Umumnya punya durasi masa pakai yang tidak lama dan perlu diganti dalam kurun waktu tertentu. Namun, baterai menjadi salah satu sampah b3 rumah tangga yang seringkali dibuang asal-asalan ketika sudah habis dipakai.

Terdapat dua jenis baterai yang banyak digunakan, yaitu baterai primer sekali pakai dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. Baterai primer mengandung Zinc-carbon, campuran MnO2, (Mangan Dioksida), serbuk karbon, dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sedangkan dalam baterai sekunder terkandung kadmium, nikel, lithium ion, dan alkaline (potassium hidroksida).

Kandungan logam berat di atas dapat sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Hal yang bisa terjadi adalah tanaman menjadi rusak juga, mencemari rantai makanan, dan menimbulkan penyakit di dalam tubuh.

Rutin mengganti oli dapat membantu menjaga kondisi mesin kendaraan tetap dalam kondisi yang baik. Bisa dilakukan dengan bantuan mekanik di bengkel maupun secara mandiri. Namun, tidak banyak orang yang sadar bahwa oli bekas merupakan sampah b3 rumah tangga yang perlu cara tepat dalam membuangnya.

Dilihat dari kandungannya, oli kendaraan terdiri dari campuran bahan kimia aditif, hidrokarbon, asam korosif, logam berat yang bersifat karsinogenik, serta sisa-sisa hasil bakaran kendaraan yang sifatnya deposit. Kandungan tersebut dapat berbahaya bagi tubuh juga meninggalkan efek negatif apabila dibuang sembarangan, salah satunya jika dibuang ke sungai.

Salah satu sungai yang terlanjur tercemar oleh sampah oli bekas pakai adalah Sungai Awang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sungai ini nampak sangat kotor, berbau menyengat, dan berwarna hitam pekat. Belum diketahui dari mana cemaran oli bekas ini berasal. Oleh karena itu, aliran sungai ini tidak dapat lagi dijadikan sumber kehidupan bagi warga sekitar.

Mulai dari cat dinding, cat kendaraan, cat kayu, dan cat jenis lainnya merupakan sampah B3 rumah tangga yang mengandung bahan kimia. Komponen yang umum terkandung dalam cairan cat, di antaranya xylene, ethyl acetate, glycol, benzene, phenol, dan metilen klorida. Bahan-bahan tersebut merupakan kandungan kimia yang berbahaya dan beracun.

Cairan cat punya sifat yang mudah terbakar. Limbah cat biasa dihasilkan dari sektor industri seperti elektronik dan otomotif, serta sektor non industri seperti komersial dan residensial. Oleh karena kandungan logam beratnya punya konsentrasi yang cukup tinggi, maka perlu ditangani dan dikelola secara tepat dan aman.

Pengertian Sampah Rumah Tangga

Di dalam KBBI, sampah dimaknai sebagai segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya. Sedangkan rumah tangga adalah kegiatan yang berhubungan dengan urusan di dalam rumah. Jadi, sampah rumah tangga adalah segala sesuatu yang sudah habis nilai gunanya setelah dimanfaatkan oleh kegiatan sehari-hari di dalam rumah.

Sedangkan menurut Undang-undang No.18 tahun 2008, sampah rumah tangga bisa berarti sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Cara Mengolah Sampah B3 yang Aman

Karena ada banyak jenis sampah B3, dan kandungannya berbeda-beda, maka cara memperlakukannya juga berbeda. Mulai dari pemakaian, penyimpanan hingga pembuangan. Melansir dari laman Environmental Protection Agency USA, ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah B3 dengan baik:

Tips mengolah sampah B3 di atas bisa dilakukan di rumah. Tapi perlu ditekankan jika mengolah sampah B3 itu tidak mudah dan butuh perlakuan khusus. Oleh sebab itu, lakukan konsultasi dengan pakar atau kamu bisa hubungi Waste4Change untuk mendapat arahan yang tepat.

Sampah rumah tangga, bukankah hal itu sudah sangat familiar dengan kehidupan kita? Pernahkah kamu bertanya tentang apa sebenarnya pengertian sampah rumah tangga? Apakah sampah anorganik termasuk? Lalu apa bedanya dengan sampah-sampah yang lain? Untuk menjawab kebingungan itu, simak lebih lengkapnya dalam ulasan di bawah ini! Termasuk tentang beragam jenisnya.

Dampak Sampah Rumah Tangga Jika Tidak Dipilah dengan Benar

Sampah rumah tangga yang tidak dipilah dan dikelola dengan benar dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun atau biasa disingkat sampah B3 merupakan sampah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya. Tidak seperti sampah organik yang lebih bersahabat, sampah B3 secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Pengelolaannya pun dijalankan secara khusus agar tidak menjadi ancaman bagi lingkungan dan manusia.

Tidak hanya di industri dan laboratorium, hampir di setiap rumah pasti memiliki satu dari beberapa sampah B3 itu. Sebut saja detergent, pengharum ruangan, cairan pembersih kamar mandi, lem perekat, barang elektronik hingga batu baterai. Akan tetapi, masih banyak masyarakat yang belum memahami cara penanganannya yang benar. Padahal pengelolaan yang salah dapat membahayakan banyak hal.

Sampah Anorganik, Organik, dan B3? Yuk Pilah Sampah Rumah Tangga!

B3, atau Bahan Berbahaya dan Beracun, merupakan salah satu jenis sampah atau limbah rumah tangga yang cukup berbahaya. Sampah dapat dikategorikan sebagai sampah B3 jika memiliki karakteristik seperti mudah meledak, mudah terbakar, oksidator atau mudah teroksidasi, mudah mengiritasi, bersifat korosif, dan beracun.

Sampah B3 rumah tangga yang mudah dijumpai antara lain baterai bekas, aki bekas, cairan pembasmi nyamuk, dan pembersih lantai. Sampah jenis ini seringkali berpotensi untuk melukai kelompok anak-anak, terutama dari mainan-mainan yang menggunakan baterai.

“Anak-anak menjadi kelompok paling berisiko terkena potensi bahaya sampah B3. Misalnya, baterai bekas yang ada di mainan-mainan, bocoran baterai bekas ini berbahaya jika terkena kulit anak karena mengandung tembaga dan seng, serta mitrokanium yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker,” ungkap Prof. Dr. Ir. Badrus Zaman, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng., Dosen Teknik Lingkungan UNDIP, dalam Kentongan Pro 1 RRI Semarang pada Rabu, 29 Mei 2024.

Pembuangan sampah B3 seharusnya tidak boleh sembarangan langsung dibuang ke TPA karena dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah. Penanganan khusus diperlukan agar sampah B3 tidak menimbulkan ekses negatif bagi lingkungan.

“Kondisi ideal untuk penanganan sampah B3 adalah dengan memberikan wadah terpisah saat membuang sampah tersebut. Jangan satukan dengan sampah yang lain dan beri label sampah B3, seperti pada baterai bekas. Penting juga untuk tidak menyimpan elektronik bekas karena berisiko material atau baterai bocor. Lebih baik jika elektronik yang sudah tidak terpakai disumbangkan kepada orang lain yang membutuhkan”, papar dosen Departemen Teknik Lingkungan UNDIP ini.

Saat ini, Pemerintah sedang mengupayakan sosialisasi penanganan sampah B3 rumah tangga agar setiap rumah bisa mencegah potensi bahaya dari sampah B3.

Prof. Badrus berpesan, masyarakat harus mulai menjaga keluarganya dengan mulai mengenali material mana yang termasuk kedalam sampah B3 rumah tangga.

“Gunakan internet untuk mencari informasi mana saja barang yang termasuk sampah B3 dan bagaimana cara penanganan sampah B3 untuk menghindari potensi bahaya yang bisa ditimbulkannya.” tutup Prof. Badrus.

Reporter : Indah Zulayka

Editor : M. Rusmul Khandiq

Sampah rumah tangga merupakan jenis sampah yang paling dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari, kita menghasilkan berbagai jenis sampah dari kegiatan di dapur, kamar mandi, ruang tamu, dan area lainnya di rumah. Mulai dari sisa makanan, bungkus plastik, botol kaca, hingga produk pembersih, semua menjadi bagian dari sampah rumah tangga yang harus kita kelola.

Namun, sering kali kita kurang menyadari betapa besar dampak sampah rumah tangga terhadap lingkungan dan kesehatan kita jika tidak dikelola dengan benar.